Cute Finding Nemo

Sabtu, 02 April 2016

Public Relation/Humas


 

1.      Makna Organisasi Public Relation/Humas

Istilah organisasi berasal dari bahasa latin organize, yang secara harfiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lain saling bergantung. Diantara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakan sarana.

Everet M. Rogers (1978) mendefinisikan organisasi sebagai sistem yang mapan dari mereka yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan dan pembagian tugas.[1]

Robert Bonnington (1972) mendefinisikan organisasi sebagai sarana tempat manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.

Pada prinsipnya komunikasi organisasi, menurut Wiryanto (2005), adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok formal ataupun informal dari suatu organisasi.[2]

Korelasi antara ilmu komunikasi hubungan masyarakat dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat, dan sebagainya.

 

2.      Struktur dan Desain Organisasi PR

Robbins (2007) mendefinisikan struktur organisasi sebagai penentuan dan pengelompokan pekerjaan secara formal.[3] Dalam kapasitasnya, struktur organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan bagian organisasi. Pada organisasi formal, struktur direncanakan dan merupakan usaha sengaja untuk menetapkan pola hubungan antara berbagai komponen sehingga dapat mencapai sasaran secara efektif. Adapun  pada organisasi informal, struktur organisasi adalah aspek system yang tidak direncanakan dan timbul secara spontan akibat interaksi peserta.

Struktur organisasi-organisasi memberikan kerangka yang menghubungkan wewenang karena struktur merupakan penetapan dan penghubung antar posisi para anggota organisasi.

Pada umumnya, orang akan menganggap struktur sama dengan desain organisasi. Padahal, desain organisasi merupakan proses perkembangan hubungan dan menciptakan struktur untuk mecapai tujuan organisasi. Jad, struktur merupakan hasil dari proses desain.

Proses desain merupakan suatu kegiatan yang bersifat kontinu, dan dirancang oleh manajer. Dalam konteks desain organisasi, Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif keranka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan demikian, keputusan atau tinadakan-tindakan yang dipilih akan menghasilkan struktur organisasi.

3.         Model Struktur Organisasi Kehumasan

Model struktur kehumasan digambarkan Cutlip sebagai berikut:


Gambar 1.1 Model Struktur Organisasi Kehumasan

Sumber: diadaptasi dari Cutlip, M. Scott dan Center, H. Ellen (1971)

 

Sebuah departemen Public Relation dikepalai oleh seorang “Direktur Public Relation” terutama pada perusahaan besar. direktur ini dijabat oleh seorang wakil presiden atau jabatan yang lebih luas, yaitu “wakil presiden komunikasi perusahaan”. Dalam hal yang terakhir, tanggung jawabnya mungkin juga termasuk supervisi bidang advertensi dan pemasaran.

Dibawah direktur ini, sebuah departemen biasanya dibagi menjadi seksi-seksi dan menjadi subseksi, setiap manajer seksi meapor pada direktur. Setiap seksi mengurusi bidang tertentu, seperti, hubungan pers, hubungan investor, urusan pelanggan, hubungan karyawan, dan urusan sosial.

 

4.         Kedudukan dan Fungsi Public Relation /Humas dalam Stuktur Organisasi

Kedudukan humas dan kewenangan petugasnya dalam organisasi tidak selalu dapat dinyatakan dengan tegas. Menurut John Tondowijojo, jika humas di akui sebagai bagian jajaran kebijakan pimpinan, humas harus berada langsung dibawah direksi. Humas harus mampu menyampaikan kebijaksanaan pimpinan sehingga ia harus berada dipihak yang berhubungan dengan pimpinan seluruh jajaran manajemen.[5]

Keberhasilan suatu organisasi harus disertai dengan kesuksesan membangun relasi dengan seluruh komponen yang terlibat dalam sebuah sistem yang dijalani, baik secara internal maupun eksternal. Misalnya, sebuah perusahaan selalu memperhatikan “suara” atau “tanggapan” dari para konsumen atau pelanggannya. Hal ini penting karena suatu produk/jasa yang telah diberikan akan mendapat direspon oleh penggunannya.

Dalam ilmu komunikasi, respon yang terjadi disebut sebagai feedback (umpan balik) yang akan menjadi bahan masukan (input) dan evaluasi dalam rangka menjaga keberlangsungan organisasi kedepan.

Menurut Effendy, adanya feedback menandakan bahwa komunikasi telah berlangsung secara proporsional. Komunikasi dua arah sudah terjalin dengan baik sehingga persoalan yang dihadapi konsumen dapat diketahui perusahaan, untuk kemudian perlu disampaikan penjelasan sehingga pada akhirnya terjadi pemahaman/pengertian bersama.

Oleh sebab itu, subunit organisasi yang disebut humas penting dimiliki disetiap lingkungan kerja. Humas merupakan jembatan atau penghubung antara organisasi dengan public sebagai pengguna produk/jasa, terutama jika terjadi tanggapan berupa respon atas segala aktivitas ataupun produk kerja yang telah dilakukan/diberikan oleh organisasi/perusahaan (fungsi eksternal).

Demikian halnya untuk memperkukuh keberadaan organisasi, para pekerja dibidang kehumasan bertugas menjaga harmonisasi (fungsi internal) sehingga sistem dan mekanisme kerja menjadi kondusif demi mencapai tujuan organisasi.



[1]  Everett M. & Rekha Agrawala-Rogers, Communication in Organization, (New York: The Free Press), 1976, hlm. 115.
[2]  Wiryanto, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Gramedia), 2005, hlm. 73.
[3] Robbins dan Judge, Perilaku Organisasi, (Jakarta: Salemba Empat), 2007, hlm. 172.

[5] John Tondowijojo, Kedudukan Humas dalam Organisasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya), 2004, hlm. 122.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar